27 Juli 2007

Mengapa Negara Kita Miskin?*

Perbedaan antara bangsa miskin (berkembang) dan bangsa kaya (maju) tidak tergantung pada umurnya.
Bangsa Mesir dan India telah berusia lebih dari 2000 tahun, tapi mereka tetap terbelakang. Negara Singapura, Kanada, Australia, dan New Zealand yang usianya kurang dari 150 tahun dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari negara maju di dunia dan penduduknya tidak lagi miskin.

Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang mempunyai area yang sangat terbatas, daratannya 80% adalah pegunungan yang tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan. Namun saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi dunia. Jepang laksana negara 'industri terapung' yang besar, mengimpor bahan baku dari semua negara dan mengekspor barang jadinya ke semua negara.
Para eksekutif dan ilmuwan dari negara maju yang berkomunikasi dengan rekannya dari negara berkembang akan berpendapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan orang di negara maju dan negara berkembang.
Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dikatakan pemalas, ternyata menjadi SDM yang produktif di negara maju.


.. Jadi apa yang membuat negara menjadi maju atau terbelakang?

Perbedaannya adalah pada sikap atau perilaku masyarakatnya, yang terbentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan.

Berdasarkan analisa di atas, perilaku masyarakat di negara maju, ternyata mayoritas penduduknya sehari-hari mengikuti dan patuh pada prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut ;

  • Kejujuran dan integritas
  • Bertanggungjawab
  • Hormat pada aturan dan hukum masyarakat yang positif
  • Hormat pada hak orang lain
  • Cinta pada pekerjaan dan bekerja keras
  • Berusaha keras menabung dan investasi
  • Tepat waktu.

Di negara miskin / terbelakang/ berkembang, hanya sebagian kecil masyarakat mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut.

Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam pada kita. Kita miskin karena perilaku kita yang kurang baik. kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita membangun masyarakat, ekonomi, dan negara kita.

*Dikutip dari suatu sumber yang diterjemahkan oleh Boedi Dayono, 2005


9 Juli 2007

Dari Laut ke Mall

Biasanya orang2 apalagi remaja dan orang muda kalo pergi ke Mall pasti mesti dandan dulu, pake baju yg ok, and ga lupa mandi dulu.. poko'e harus tampil oke de. Tapi kalo ada yang ke Mall berbekal sisa garam air laut di badan... ga pake mandi/bilas dulu... ga pake ganti baju.. pokoknya dari laut langsung ke mall? ... pasti itu nelayan yang mo beli kail di supermarket!
Ceritanya gini..
Seperti biasa, di hari libur acaranya ke laut tuk snorkling. kali ini pilihannya ke Tablolong nun jauh di ujung barat pulau Timor... sst, tapi ini bukan cerita tentang Pantai Tablolong!.
setelah kecapean mandi laut (maunya sih snorkling tapi air ga juga surut), aku ikut hunting kerikil dan batu2 di tepi pantai sama To'o Toni dan mbak Andriani. lumayan kerikil dan bebatuannya bagus2, buat nambah koleksi. jam 5.30 kami segera meninggalkan Tablolong dan ngebut pulang karna mbak Andri mo kejar bis luar kota. meski hari mulai gelap dan angin dingin cukup kencang, kami nekat ngebut terus di jalan sepanjang 25 kiloan itu sampe mirip si Komeng... kan motornya samaa! bedanya jaketku ga sampe robek2, tapi celana si Imsak yang robek2..
sampe di Kupang, to'o Toni dan mbak Andry langsung pulang sementara aku dan Imsak mampir ke Bakso Ratu Sari di dekat Flobamora Mall. Dingin2 makan bakso en teh hangat.. mak Nyos!. habis bakso Imsak ngajak ke mall tuk belanja sembako, kebetulan aku juga perlu bekal tuk ke Amarasi.
Pengunjung di mall ternyata lagi penuh, sampe parkiran pun mesti mepet2. sebelum ke supermarketnya kami liat2 stand home entertainment dikira calon pembeli serius, seorang penjaganya melayani dan menjelaskan pada kami dengan antusias (ga tau apa kalo lagi bokek!). Puas dari situ kami mau langsung ke supermarket, tapi aku harus mengeluarkan kerikil2 dari kedua kantong di jacket tuk dijadiin satu di dalam tas, cuek aja aku keluarin kerikil2 dari jacket di atas meja penjaga.
Di dalam supermarket di lantai bawah itu kita muter2 liat barang, mulai gelas buat naruh batu sampe minuman ringan, liatnya sih banyak tapi belanjanya dikit. keluar dari supermarket Imsak mo beli sepatu, jadi terpaksa nemenin dia di counter yang berada tepat di hall tengah itu. sementara Imsak yang kali ini mirip pemulung pantai itu coba sana coba sini, pas sana pas sini... aku duduk di kursi pas yang dibelakangnya ada cermin tembok. Dan ketika coba ngaca di cermin itu... Wow, oh my....!!!*-#?
ternyata aku berantakan... rambut awut2-an campuran sisa garam laut yang dipermak angin jalanan, muka lusuh ga jelas maknanya, celana setengah tiang yang masih basah, dan sandal pun masih berpasir.. jadi dari tadi tuh aku seperti ini ya? keliling di mall? mirip nelayan terdampar? ada orang yang kukenal ga yang liat?....

4 Juli 2007

Malang Tempo Doeloe, Festival

Saat dapat kesempatan travel dari kantor tuk ke Jakarta di bulan Maret 2006, aku sempatkan singgah di rumah beberapa hari. Saat itu juga aku gunakan kesempatan tuk ngunjungi Kota Malang, kebetulan ada kerabat yang punya rumah di Malang dan pas juga ada teman SMA yang juga lagi berada di Malang. Memasuki Kota Malang membawa ingatan pada teman2ku alumni SOB Malang, eventhough choosen SOB was one of two big mistakes in my life time, another is come to Kupang....
Back to Malang... Saat muter2 kota Malang dg temenku aku sempat membaca spanduk acara festival tempoe doeloe di Jl Ijen. Spanduk itu membawa aku dan temanku mengakhiri acara jalan2 di Jl Ijen yang juga dulu menjadi lokasi kampusku. Ternyata acara festivalnya masih ada.... Jl. Ijen yang biasanya tenang dan nyaman buat jalan2 kali itu menjadi ramai oleh pengunjung festival dan segala atribut bernuansa tempo doeloe, termasuk sebagian pengunjung pun menggunakan pakaian atau kendaraan tempoe doeloe. Dan inilah foto2nya...
<== Mr. Mi(f)taki mo naek dokar

Merdeka... Merdeka...!
kalo gadis2 tempo doeloe aja kayak gini, apalagi gadis tempo kini ya?

Bekas mobil RI #1


Pak Pulisi.. Ada perampok yg pake dasi, tapi naik sedan... bisa dikejar gak?
...waah ga bisa dhik, lha wong saya cuma ngonthel..