Tampilkan postingan dengan label Timor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Timor. Tampilkan semua postingan

5 Juni 2009

Pulau Kera

Pulau Kera adalah pulau yang terletak di ambang Teluk Kupang. Pulau ini dapat dijangkau dengan menggunakan perahu nelayan selama kurang lebih satu jam. Dari pantai kupang, pulau ini terlihat seperti garis putih yang tertutup cendawan berwarna hijau gelap. Hal ini karena Pulau Kera adalah pulau pasir yang ditutupi rumput dan tanaman perdu. Luas Pulau Kera tidak dapat ditentukan secara tepat karena sangat tergantung pada pasang surut air laut. Namun menurut warga setempat pulau ini memiliki luas rata2 1,5 Km. 

Sebelum tentara Jepang memasuki wilayah ini, Pulau Kera diceritakan sebagai pulau kecil yang dipenuhi dengan pohon kelapa. Namun saat ini di pulau tersebut hanya terdapat tumbuhan perdu dan di sebagian tempat telah dipenuhi dengan pohon turi.  Untuk menjelajahi pulau ini kita bisa berjalan melalui jalan setapak berpasir yang membelah padang rumput selama 15 menit. Jika ingin mengelilingi pulau, cukup menyusuri tepian pantai yang berpasir putih dan lembut selama 30 menit dan kita akan menemui titik keberangkatan semula.

Menurut cerita penduduk kupang, hingga tahun 80-an Pulau Kera masih belum berpenghuni. Namun saat ini telah terdapat beberapa rumah penduduk nelayan yang berasal dari suku Bajo yang jumlahnya mencapai belasan serta beberapa gubuk peristirahatan di tepi pantai. Seluruh warga di pulau ini adalah nelayan dan petani rumput laut. Fasilitas umum yang ada di pulau ini hanyalah sebuah mushollah kecil serta sumur yang berair payau. Oleh karena itu hingga saat ini warga masih mengambil air tawar dari Kupang atau Semau untuk kebutuhan air minum. 

Pemandangan kota kupang dari kejauhan dapat dinikmati dari pulau ini dengan mudah. Sore hingga malam hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati suasana di Pulau Kera.

Kita bisa menikmati senja sambil tiduran di pasir yang sangat halus dan bersih serta memandang matahari terbenam di ujung garis laut. Di malam hari kita bisa merasakan hembusan angin laut lepas disertai deru ombak di tengah kesunyian yang beraroma pasir dan rumput mampu menciptakan sensasi yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain.

Jika ingin menelusuri pulau ini, sebaiknya kita menggunakan alas kaki. Meskipun tanahnya hanya berupa pasir, namun terdapat banyak duri-duri kecil yang berasal dari bunga rumput yang mengering. Namun jika anda datang ke Pulau Kera menggunakan perahu nelayan yang berukuran besar, sebaiknya telah memperhitungkan waktu kedatangan dan keberangkatan dengan tepat. Sebagai informasi, Pulau Kera adalah pulau pasir yang relatif landai dengan garis pantai yang sangat tergantung pada ketinggian air laut. Kapal nelayan yang relatif besar tidak akan bisa mendarat di bibir pantai di saat air surut, dan hanya bisa berlabuh jangkar di tempat yang jauhnya sekitar 50-100 meter dari bibir pantai terluar. Jadi, sebaiknya anda segera meninggalkan pulau tersebut sebelum air surut.

4 Juni 2009

Snorkling di Selat Semau

Di bawah ini adalah sebagian kecil dari makhluk laut yang sempat diabadikan dengan kamera biasa saat air surut di Selat Semau, 500 m sebelum Pelabuhan Tenau atau tepatnya seberang Gua Monyet Tenau - Kupang. Lokasi tersebut sangat mudah dijangkau dari Kota Kupang karena hanya berjarak 5 Km dari pusat kota Kupang.

Pemandangan bawah laut tersebut dapat dilihat dengan mudah bersnorkling saat laut surut. Berbagai jenis ikan hias yang bermain di indahnya terumbu karang dapat dijumpai hanya dengan berenang 10-50 meter dari bibir pantai mulai dari ikan badut (Clown Fish), berbagai type ikan Kepe-Kepe, berbagai ikan Keling (Wrasse fish), ikan Lepu Ayam (Scorpion Fish),  trigger kembang, berbagai bentuk Angle fish, butterfly fish / ikan bendera, serta jenis2 ikan karang permukaan lain. jika ingin melihat ikan dasar yang lebih besar atau berbagai jenis udang, perlu memberanikan diri untuk sedikit berenang ke tengah 50-100 meter dari pantai. 

Bagi para snorkler, saat terbaik untuk menikmati makhluk laut adalah saat air surut sedang yang biasa terjadi di pagi hari (07.00-09.00) atau sore hari (15.30-17.30). Hal lain yang bisa dinikmati di tempat ini adalah saat sore hari, dimana selepas bersnorkling kita bisa langsung menikmati sunset dibalik Pulau Semau. jika ingin menikmati berbagai ikan dan udang dasar, sebaiknya hal ini dilakukan saat air surut penuh (meting jauh) di pagi hari (09.00-10.00) yang hanya terjadi pada saat-saat tertentu. Pada saat tersebut, anda dapat berenang di spot-spot Posing (lembah dasar tempat ikan besar berkumpul) yang masih dapat ditembus oleh sinar matahari secara sempurna 2-3 meter dari permukaan air surut. Ikan-ikan yang bisa dijumpai di sini adalah berbagai jenis ikan konsumsi seperti kerapu, kakatua, ikan pari, lobster, bahkan cumi-cumi.





2 Juni 2009

Foto Orang Kupang - Timor

Orang Kupang dikenal secara umum dengan karakter yang keras. Stigma ini dipertegas oleh bahasa dan dialek yang lebih banyak menggunakan nada-nada tinggi di akhir pengucapannya. Sebenarnya sulit mendefinisikan 'orang kupang' secara tepat, karena 'penduduk asli' kupang terdiri dari beberapa suku (yang katanya) asli yakni Timor, Rote, dan Sabu, yang biasa disebut Tirosa. 

Bapatua Adat



Pengiris Tuak

Rumah Ladang


Tari Bena-Bena

Welcome Dance to dish up sirih pinang

Scarf for Pak Toni





9 Juli 2008

Team Building StC Kupang





Setelah lama menjadi bahan perdebatan, akhirnya kantor menyetujui untuk menyelenggarakan acara team building selama sehari penuh. Padahal sebelumnya hanya diberikan waktu setengah hari, dan semua staf Kupang menolaknya.
Tanggal 27 Juni jam 9.00 pagi seluruh rombongan yang merupakan all staff StC Kupang (tanpa 2 Bos Bule..) berangkat dari kantor dengan menggunakan innova dan bis Damri. Setengah jam kemudian kita sudah sampai di lokasi, tempat wisata Air Terjun Oenesu yang berlokasi di arah Kupang Barat. Setelah menurunkan barang2 bawaan dari mobil dan menentukan lokasi buat base, masing2 orang langsung menjalankan tugasnya. Imsak n Daniel menyiapkan segala perlengkapan, Tasman dkk kebagian menyiapkan dan memandu acara team building, sedangkan me n Xabi langsung menyiapkan tempat barbeque.

Acara team building pertama adalah berbaris di atas balok berdasarkan urutan usia. Awalnya aku kira tidak akan bisa berpindah posisi dengan tetap berdiri di atas sebatang balok yang tidak stabil, tapi ternyata dengan strategi, usaha keras, dan kerjasama kita bisa melakukan dengan sukses. Acara kedua adalah permainan bola tangan, kegiatan ini layaknya permainan softbol, tapi sayangnya aku tidak bisa ikut karena harus mempersiapkan ikan yang akan dibakar. Dan setelah lelah dengan permainan bola tangan dan beristirahat sejenak, acara berikutnya adalah pembakaran!. Semua orang berpartisipasi dalam acara yang satu ini, ada yang sibuk mengipasi bara, ada yang sok ngatur posisi besi pemanggang, ada juga yang semangat mengoles bumbu yang aku buat malam sebelumnya. Bu Yuli pun akhirnya menangis, bukan karena sedih, tapi tak tahan bermandikan asap panggangan. Sambil menunggu ikan dan ayam rampung dipanggang, para pejantan mengadakan pertandingan sepak bola. Ternyata permainan ini membunuh kami... lama tidak pernah berolahraga terutama sepakbola, kami berpacu dengan detak jantung yang nyaris pecah!.
Jam 11.30, acara yang paling ditunggu semua orang telah siap. Santap siang ikan dan ayam bakar!.
Terpal dibentang, 4 ikan bakar berukuran jumbo, 3 ayam bakar setengah gosong, lalapan, sambal kacang kecap dan sambal tomat, satu box minuman dingin berbagai jenis, semua telah siap di atas terpal. Tanpa dikomando semua orang langsung menyerbu ke tengah, dan yang paling laris adalah ikan bakar plus sambal. Sayangnya aku tidak bisa menikmati limpahan sajian ikan bakar ini dengan sempurna. Sisa-sisa kelelahan dan jantung yang belum berdetak stabil membuat selera makanku berkurang. Tapi meski begitu, akhirnya aku pun larut dalam kenikmatan santap siang ini.
Ternyata usahaku bersama om Xabi semalam tidak sia-sia, banyak pujian untuk sambal dan bumbu ikan buatanku. Padahal aku sempat panik setelah experimen sambal yang diblender aku anggap gagal total karena penampilannya lebih mirip sambal bakso. Tapi ternyata rasanya tidak jauh berbeda dengan sambal uleg, dan tidak ada yang mengeluh dengan sambalnya.
Usai santap siang, semua terlihat kelelahan, lelah karena rakus alias kekenyangan. Acara berikutnya adalah turun ke air terjun.
Diawali dengan permainan menyumbat galon bocor. Ternyata kegiatan ini memicu acara seru berikutnya, mandi!. Karena banyak yang terlanjur basah akibat bocoran air dari galon, maka satu per satu teman2 nyebur ke air. Sebagian hanya bermain di antara aliran air terjun. Acara ini cukup seru karena semua orang mendadak bertingkah aneh (di luar watak dan kebiasaan di kantor), tidak beda dengan anak-anak remaja (padahal banyak yang sudah punya anak berusia remaja), bahkan narsis semua. Ternyata kegilaan kami berhasil mengusir beberapa kelompok anak remaja yang sebelumnya menguasai air terjun, mungkin mereka takut ketularan tua!. Jadilah air terjun Oenesu milik StC-Kupang Team.
Puas dengan mandi, kami kembali lagi ke base semula untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum usai yakni menghabiskan sisa-sisa ikan bakar dan kawan-kawannya, termasuk pisang bakar yang sebelumnya tak tersentuh. Kali ini ada sebagian teman yang membeli minuman beralkohol, jadilah folk party ala orang NTT. Duduk melingkar ditemani minuman keras, daging, ikan bakar, gitar, dan gelas pun berputar. Aku tidak ikut di acara itu, aku memilih bergabung dengan Ma’Susana dkk (ini kan hari Jum’at, mestinya aku tadi ke Mesjid ya...) astaghfirullah.
Setelah semua menu sajian ludes kecuali cold softdrink, Tasman-Tanti memfasilitasi kami dalam acara kereta buta. Mata kami ditutup dan harus berjalan mengikuti alur yang disediakan dipandu oleh seorang pemimpin.
Bu Yuli sukses memandu kelompokku, sementara om Is harus kehilangan sebagian gerbong yang tertabrak kelompok kami. Acara dilanjutkan dengan permainan yang klasik, mengisi bulpen dalam botol. Permainan ini terbilang kurang seru, Cuma bermakna kerjasama dan kekompakan. Acara terakhir adalah refleksi bersama dan joget Ja’i dengan menggunakan musik dari tape bis Damri.
Acara yang cukup sederhana dan singkat ini telah mampu mempersatukan kami sebagai satu team. Bahkan on Nand mengatakan, ”Su delapan taon be kerja di StC, tapi baru sakarang be rasa merdeka”. Ya, semua orang terlihat puas dan bergembira selama seharian ini. Namun sayangnya acara ini juga bagian dari acara perpisahan dengan seorang anggota team, Imsak yang sebentar lagi akan mengakhiri masa kerjanya di Kupang.
Dan akhirnya, terima kasih untuk Ibu Karin Johnson. Atas kehadiran beliau sebagai Acting PM di Kupang yang kemudian memberi approval acara ini dilaksanakan selama sehari penuh, kami bisa menyelenggarakan acara team building ini.



25 April 2008

Alam Kupang


Hijau rumput

Pohon Putih


Marmer Fatuleu


Pasir Tablolong




13 Agustus 2007

How Art Your Car Today?

Ini cuma Bemo, angkutan umum yang ada di kota Kupang, NTT.
Bemo di Kupang menjadi angkutan umum paling populer sejak lama, meskipun saat ini mulai agak tergeser dengan keberadaan motor ojek yang menjamur.
Angkutan bemo merupakan fenomena unik di Kota Kupang karena selain dilengkapi dengan audio dengan power yang besar, bemo juga dihiasi berbagai asesoris di dalam dan di luarnya. asesoris di dalam biasanya berupa boneka, takometer, lampu-lampu, atau sekedar car freshener untuk memanjakan hidung penumpangnya.
Saat ini jumlah bemo di kota Kupang tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Jika 5 tahun lalu dari 10 mobil yang melintas di jalanan, 6 di antaranya adalah bemo dan hanya 4 mobil pribadi, artinya 60% mobil yang melintas di kota Kupang saat itu adalah bemo. Namun saat ini perbandingannya sudah berbalik, bemo hanya sekitar 35% dari sekian mobil yang melintas.

Bahkan begitu populernya bemo Kupang saat itu, hingga sering diadakan kontes audio bemo tahunan. Saat itu kualitas dan kekuatan audio sebuah bemo akan menentukan kepopuleran bemo tersebut. Perlu diketahui bahwa setiap bemo di kota Kupang (dan juga di NTT) selalu memiliki nama tersendiri, serta untuk menentukan jalur yang dilewati ditandai dengan nomor yang ditempatkan di atas bemo dengan sebuah lampu di dalamnya. Oleh karena itu jalur jurusan bemo dikenal melalui nomor di lampunya. Jika di tempat lain jalur angkutan umum dikenal melalui tempat yang dilaluinya, maka bemo kupang dikenal melalui lampunya 'Kakak mau naik bemo lampu berapa?..
Dengan dentuman musik yang cukup kuat, maka otomatis di dalam sebuah bemo yang berjalan kita akan kesulitan untuk ngobrol atau berkomunikasi dengan orang lain. Nah jika seorang penumpang ingin turun di suatu tempat, ga perlu berteriak kepada sopir atau kondekturnya, cukup ketukkan jari atau uang logam/cincin anda ke kaca atau handle yang ada di dalam mobil dan dengan sigap sopir bemo akan ngerem dan putar setir ke kiri. Nah akibat seringnya si sopir putar setir mendadak untuk menurunkan penumpang ini, di Kupang sering terjadi kecelakaan kecil bagi pengendara motor di belakangnya.

Fenomena baru dari bemo Kupang saat ini adalah adanya hiasan tambahan di setiap bidang kacanya, mulai dari kaca depan, samping dan kaca belakang. hiasan ini biasanya berupa lukisan stiker mirip seni kaca patri. Yups.. Bemo Kupang semakin semarak dan semakin artistik.

Jika anda ke kota Kupang dan tidak mencoba menggunakan angkutan bemo ini, rasanya kurang lengkap. Karena Bemo sudah menjadi salah satu icon kota Kupang. Nah jika ingin menggunakan jasa angkutan bemo, sebaiknya perhatikan dulu jalur yang akan dilaluinya melalui angka yang ada di lampu di atas kabin. Sebagai informasi awal, bisa dilihat dibawah ini;
lampu 1 : Sikumana-Oepura-Kuanino-Oeba
lampu 2 : Oepura-Kuanino-LLBK-Kampung Solor-Oeba
lampu 3 : Terminal Kupang-Kuanino-Bakunase
lampu 6 : Oebufu/Flobamora mall-Oebobo-terminal Kupang
Lampu 5 : Oebobo-Oeba-Terminal Kupang
lampu 7, 27 : Walikota-Kpang
Lampu 10 : Walikota-Pasirpanjang-Kupang*
*sumber : Organda (organisasi gadis dan janda)


9 Agustus 2007

Sirih Pinang Orang Timor

Jika kita pergi ke pelosok di wilayah daratan Timor Barat, maka kita akan sering menjumpai beberapa hal yang tidak ditemukan di tempat lain. Ketika memperhatikan penduduknya, hampir semua orang laki-laki dan perempuan selalu terlihat sebagai pesolek dengan balutan gincu di bibirnya. Dan tidak lupa mereka selalu membawa seperangkat peralatan yang biasanya disimpan dalam kotak atau tas kecil semacam box kosmetik. Tapi ternyata bibir yang merah itu bukanlah gincu melainkan warna yang membekas akibat sirih pinang di mulut mereka, sedangkan kotak box kosmetik yang disebut Oko Mamah atau yang berbentuk tube disebut Aluk itu adalah perlengkapan standar untuk menikmati sirih pinang. Oko Mamah biasa dipakai oleh para kaum wanita sedangkan Aluk dipakai oleh kaum laku-laki.

Selain itu, jika kita melihat ke hamparan tanah atau lantai di perkampungan penduduk, kita akan melihat banyak bekas bercak merah darah yang tercecer di atas tanah, diatas lantai, di batu, atau di dahan dan daun yang rendah. Tapi tak usah panik atau takut, itu bukanlah darah yang tertumpah akibat pembunuhan bukan pula bekas hewan yang terbantai.. itu adalah 'limbah organik' yang dihasilkan oleh proses fermentasi instan antara buah sirih, buah pinang, kapur, dan air liur penduduk.



'Mamah' sirih pinang sudah menjadi tradisi masyarakat Timor yang tidak diketahui mulai kapan kebiasaan tersebut berlangsung. Tradisi 'mamah' sirih pinang ini juga sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Timor, hampir seluruh acara adat dan acara resmi lain selalu diawali dengan acara makan sirih pinang terlebih dahulu. Ketika tamu baru datang, sebelum minuman dihidangkan biasanya terlebih dahulu disediakan seperangkat sirih pinang di atas meja. Dan konon sebagai tanda bahwa sang tamu menaruh rasa hormat pada tuan rumah, maka sang tamu harus mencicipi sirih pinang tersebut.

Untuk dapat memamah sirih pinang, Orang Timor harus menyiapkan tiga bahan penting yakni buah sirih, buah pinang, dan kapur sirih. Ketiga bahan ini sangat mudah ditemukan di pelosok daratan timor, terlebih buah pinang dan kapurnya. Pohon pinang banyak terdapat di pekarangan penduduk atau di daerah mata air, sedangkan kapur sirih diambil dari bunga karang yang telah mati kemudian dibakar hingga menjadi bubuk kapur. Bagi anda yang ingin mencicipi sirih pinang sebaiknya berhati-hati, karena jika kita salah memamahnya atau sampai menelannya terutama pada mamahan pertama maka akan mengakibatkan 'mabuk sirih pinang' yakni pusing kepala dan mual-mual.





Hal unik lain dari tradisi mamah sirih pinang ini adalah ketika usai dilakukan suatu acara adat atau sekedar berkumpulnya para orang tua. Di sekitar lokasi acara tersebut akan dengan mudah ditemukan bercak-bercak merah darah di tanah atau di pohon-pohon, bahkan warna merah darah tersebut dapat menjadi dominan di tanah karena banyaknya pemamah sirih pinang yang membuang ludahnya di tempat yang sama. Akibat tradisi yang selalu menghasilkan limbah inilah yang sering diprotes oleh para ABK kapal atau fery yang melayari kepulauan di NTT. bisa dibayangkan jika di dalam sebuah kapal terdapat 100 orang yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan mamah sirih pinang.. kapal yang biasa berwarna coklat dan putih itu bisa berubah warna mendadak di tengah perjalanan akibat siraman limbah sirih pinang yang dibuang sembarangan.

Jadi bagi anda yang saat ini ingin mengubah warna rumah atau mobil anda menjadi merah, tak usah mengeluarkan ongkos besar buat membeli cat. Anda cukup menyediakan seperangkat sirih pinang dan mengundang beberapa orang Timor untuk memamah sirih pinang. Dijamin deh warna rumah atau mobil anda bakal berubah seketika menjadi merah. Silahkan mencoba..